Rehat Sejenak Menengok Gaya Bercanda Sang Ulama
Barangkali
dalam pikiran kita, para ulama selalu serius ketika mengajar. Namun
tidak demikian, mereka kadang mengisi pelajaran mereka dengan candaan
atau guyonan.
Di antara tujuannya supaya para pendengar tidak terlalu tegang. Namun candaan tersebut tentu saja tidak berlebihan
layaknya lawakan yang banyak diisi kebohongan dan hanya ingin mengocok
perut pendengar.
Berikut di antara guyonan atau candaan seorang ulama yang terkenal
cemerlang dalam ilmu fikih, yaitu Syaikh Muhammad bin Sholeh Al
‘Utsaimin rahimahullah, ulama dari daerah Unaizah, Qosim, Saudi Arabia.
***Ingin Poligami
Syaikh rahimahullah pernah ditanya, “Aku adalah seorang yang sudah
menikah dan ingin menikah lagi untuk kedua kalinya demi lebih melindungi
kehormatan para wanita.”
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah lantas memberikan jawaban menarik :
“Sudahlah, beri saja hartamu pada para pemuda yang miskin yang ingin
menikah, maka engkau pasti akan mendapatkan pahala dua istri”
Jawaban yang mumtaz (cemerlang)…. Tidak selamanya, solusinya dengan
poligami kan? Namun sekali lagi maksud Syaikh bukan berarti beliau
melarang poligami. Ditambah lagi melihat konteks kalimat, si penanya
ingin melindungi kehormatan para wanita, bukan dirinya sehingga yang
beliau sarankan adalah biarkan pemuda miskin saja yang menikah dengan
biaya darinya. Wallahu a’lam.
***Apa yang Dilakukan Setelah Berdo’a?
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya, “Apa yang mesti dilakukan seseorang setelah berdo’a?”
Jawab beliau sambil bercanda, “Yang jelas, turunkan tangan.”
Hmmmmm … Mungkin dalam pikiran kita, beliau akan jawab serius. Namun
beliau masih bercanda pula. Tapi itu guyonan yang benar. Karena yang
tepat, tidak perlu mengusap wajah atau mengusap badan dari bekas tangan
setelah berdo’a. Alasannya, hadits yang menerangkan mengusap wajah
setelah berdo’a adalah lemah (dho’if) sehingga tidak bisa jadi pegangan
dalam amalan.
***Mendapati Istri yang Ompong
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah membahas Bab Nikah tentang
bahasan aib-aib wanita yang didapati setelah nikah. Seorang tholib yang
belajar pada beliau bertanya, “Seandainya aku menikah dan mendapati
istriku tidak memiliki gigi (semuanya ompong), apakah aib ini otomatis
membuat nikah menjadi faskh (batal)?”
Syaikh rahimahullah malah menjawab (sambil bercanda), “Itu malah wanita yang bagus. Karena ia tidak mungkin menggigitmu.”
Hmmmm…..Semoga menjadi teladan berharga bagi yang semangat meraih nikmatnya menuntut ilmu dari para ulama.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Komentarnya.....