Topan Husain. Diberdayakan oleh Blogger.

Mengubah File Microsoft Office ke PDF

Bagaimana Cara Mengubah File Microsoft Word (Excel, Power Point)  Menjadi PDF?

Nah agan-aganwati yang punya problema atau permasalahan seperti, diharap untuk tidak GALAU... karena ente semua sudah masuk dalam proses pemecahan (kalo sudah baca artikel ini lhoo..)
Kalau agan-aganwati mau merubah file dari M.Office terutama Microsoft Word menjadi format Pdf  tak usah bingung-bingung, ternyata ada lho software-nya.
Namanya  doPDF, dengan ini ente semua langsung bisa menyulam file word jadi PDF. Bim salabim jadi apa ya????? jelaslah jadi PDF
CARA KERJANYA mirip pas kita mau NGEPRINT gan, jadi kita harus buka dulu filenya gan, trus kita print deh tuh dokumen (TAPI DALAM HAL INI KITA PILIH PRINTER doPDF) karena software ini jadi printer bayangan

very easy........kekekekekek.....
nih gan tak kasih screenshootnya





cara kerja:
  • instal noh softwarenya gan
  • trus next aja
  • check semua bahasa yang bisa dipakai
  • trus pilih bahasa default (yang akan digunakan agan) --- next trusss
  • nah selesai
  • trus cara kerjanya software ini kaya PRINTER gan
  • tinggal kita aktifkan atau buka file word-nya
  • trus tinggal Ctrl+P pilih printer yang namanya doPdf 
  • set pengaturan kertasnya gan
  • next --- pilih folder outputnya --- OK
  • jadi dehhh
nah musahkan gan ? langsung DOWNLOAD aja ye  downloa doPDF, atau KLIK DI SINI,
 

Berjilbab Bukan Sekedar Keharusan tetapi Adalah Hak Setiap Wanita

Kesaksian Sandrina Malakiano, Mantan Penyiar MetroTV, Terkait Jilbab

Sejak memutuskan untuk berjilbab, sosok Sandrina Malakiano tak lagi membawakan berita, Ia menghilang. Metro TV tempat ia bekerja dikecam karena melarang Sandrina Malakiano mengenakan jilbab pada saat siaran, meskipun Sandrina sudah memperjuangkannya selama berbulan-bulan dengan mengajak jajaran pimpinan level atas Metro TV berdiskusi panjang. Larangan inilah, alasan Sandrina keluar dari Metro TV.
(Curhat dari seorang Sandrina Malakiano dari Facebook-nya Sandrina Malakiano Fatah)
Setiap kali sebuah musibah datang, maka sangat boleh jadi di belakangnya sesungguhnya menguntit berkah yang belum kelihatan. Saya sendiri yakin bahwa ” sebagaimana Islam mengajarkan ” di balik kebaikan boleh jadi tersembunyi keburukan dan di balik keburukan boleh jadi tersembunyi kebaikan.
Saya sendiri membuktikan itu dalam kaitan dengan keputusan memakai hijab sejak pulang berhaji di awal 2006. Segera setelah keputusan itu saya buat, sesuai dugaan, ujian pertama datang dari tempat saya bekerja, Metro TV.
Sekalipun tanpa dilandasi aturan tertulis, saya tidak diperkenankan untuk siaran karena berjilbab. Pimpinan Metro TV sebetulnya sudah mengijinkan saya siaran dengan jilbab asalkan di luar studio, setelah berbulan-bulan saya memperjuangkan izinnya. Tapi, mereka yang mengelola langsung beragam tayangan di Metro TV menghambat saya di tingkat yang lebih operasional. Akhirnya, setelah enam bulan saya berjuang, bernegosiasi, dan mengajak diskusi panjang sejumlah orang dalam jajaran pimpinan level atas dan tengah di Metro TV, saya merasa pintu memang sudah ditutup.
Sementara itu, sebagai penyiar utama saya mendapatkan gaji yang tinggi. Untuk menghindari fitnah sebagai orang yang makan gaji buta, akhirnya saya memutuskan untuk cuti di luar tanggungan selama proses negosiasi berlangsung. Maka, selama enam bulan saya tak memperoleh penghasilan, tapi dengan status yang tetap terikat pada institusi Metro TV.
Setelah berlama-lama dalam posisi yang tak jelas dan tak melihat ada sinar di ujung lorong yang gelap, akhirnya saya mengundurkan diri. Pengunduran diri ini adalah sebuah keputusan besar yang mesti saya buat. Saya amat mencintai pekerjaan saya sebagai reporter dan presenter berita serta kemudian sebagai anchor di televisi. Saya sudah menggeluti pekerjaan yang amat saya cintai ini sejak di TVRI Denpasar, ANTV, sebagai freelance untuk sejumlah jaringan TV internasional, TVRI Pusat, dan kemudian Metro TV selama 15 tahun, ketika saya kehilangan pekerjaan itu. Maka, ini adalah sebuah musibah besar bagi saya.
Tetapi, dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberi saya yang terbaik dan bahwa dunia tak selebar daun Metro TV, saya bergeming dengan keputusan itu. Saya yakin di balik musibah itu, saya akan mendapat berkah dari-Nya.
Hikmah Berjilbab

Benar saja. Sekitar satu tahun setelah saya mundur dari Metro TV, ibu saya terkena radang pankreas akut dan mesti dirawat intensif di rumah sakit. Saya tak bisa membayangkan, jika saja saya masih aktif di Metro TV, bagaimana mungkin saya bisa mendampingi Ibu selama 47 hari di rumah sakit hingga Allah memanggilnya pulang pada 28 Mei 2007 itu. Bagaimana mungkin saya bisa menemaninya selama 28 hari di ruang rawat inap biasa, menungguinya di luar ruang operasi besar serta dua hari di ruang ICU, dan kemudian 17 hari di ruang ICCU?
Hikmah lain yang saya sungguh syukuri adalah karena berjilbab saya mendapat kesempatan untuk mempelajari Islam secara lebih baik. Kesempatan ini datang antara lain melalui beragam acara bercorak keagamaan yang saya asuh di beberapa stasiun TV. Metro TV sendiri memberi saya kesempatan sebagai tenaga kontrak untuk menjadi host dalam acara pamer cakap (talkshow) selama bulan Ramadhan.
Karena itulah, saya beroleh kesempatan untuk menjadi teman dialog para profesor di acara Ensiklopedi Al Quran selama Ramadhan tahun lalu, misalnya. Saya pun mendapatkan banyak sekali pelajaran dan pemahaman baru tentang agama dan keberagamaan. Islam tampil makin atraktif, dalam bentuknya yang tak bisa saya bayangkan sebelumnya. Saya bertemu Islam yang hanif, membebaskan, toleran, memanusiakan manusia, mengagungkan ibu dan kaum perempuan, penuh penghargaan terhadap kemajemukan, dan melindungi minoritas.
Saya sama sekali tak merasa bahwa saya sudah berislam secara baik dan mendalam. Tidak sama sekali. Berjilbab pun, perlu saya tegaskan, bukanlah sebuah proklamasi tentang kesempurnaan beragama atau tentang kesucian. Berjibab adalah upaya yang amat personal untuk memilih kenyamanan hidup. 
Berjilbab adalah sebuah perangkat untuk memperbaiki diri tanpa perlu mempublikasikan segenap kebaikan itu pada orang lain. Berjilbab pada akhirnya adalah sebuah pilihan personal. Saya menghormati pilihan personal orang lain untuk tidak berjilbab atau bahkan untuk berpakaian seminim yang ia mau atas nama kenyamanan personal mereka. Tapi, karena sebab itu, wajar saja jika saya menuntut penghormatan serupa dari siapapun atas pilihan saya menggunakan jilbab.
Hikmah lainnya adalah saya menjadi tahu bahwa “fundamentalisme” bisa tumbuh di mana saja. Ia bisa tumbuh kuat di kalangan yang disebut puritan. Ia juga ternyata bisa berkembang di kalangan yang mengaku dirinya liberal dalam berislam.
Tak lama setelah berjilbab, di tengah proses bernegosiasi dengan Metro TV, saya menemani suami untuk bertemu dengan Profesor William Liddle ” seseorang yang senantiasa kami perlakukan penuh hormat sebagai sahabat, mentor, bahkan kadang-kadang orang tua ” di sebuah lembaga nirlaba. Di sana kami juga bertemu dengan sejumlah teman, yang dikenali publik sebagai tokoh-tokoh liberal dalam berislam. 
Saya terkejut mendengar komentar-komentar mereka tentang keputusan saya berjilbab. Dengan nada sedikit melecehkan, mereka memberikan sejumlah komentar buruk, sambil seolah-olah membenarkan keputusan Metro TV untuk melarang saya siaran karena berjilbab. Salah satu komentar mereka yang masih lekat dalam ingatan saya adalah, Kamu tersesat. Semoga segera kembali ke jalan yang benar.
Saya sungguh terkejut karena sikap mereka bertentangan secara diametral dengan gagasan-gagasan yang konon mereka perjuangkan, yaitu pembebasan manusia dan penghargaan hak-hak dasar setiap orang di tengah kemajemukan.
Bagaimana mungkin mereka tak faham bahwa berjilbab adalah hak yang dimiliki oleh setiap perempuan yang memutuskan memakainya? Bagaimana mereka tak mengerti bahwa jika sebuah stasiun TV membolehkan perempuan berpakaian minim untuk tampil atas alasan hak asasi, mereka juga semestinya membolehkan seorang perempuan berjilbab untuk memperoleh hak setara? Bagaimana mungkin mereka memiliki pikiran bahwa dengan kepala yang ditutupi jilbab maka kecerdasan seorang perempuan langsung meredup dan otaknya mengkeret mengecil?
Bersama suami, saya kemudian menyimpulkan bahwa fundamentalisme “mungkin dalam bentuknya yang lebih berbahaya” ternyata bisa bersemayam di kepala orang-orang yang mengaku liberal.
***
Catatan: Pada Mei 2006, keputusan yang sulit pun akhirnya ia ambil. Sandrina resmi keluar dari stasiun televisi itu. 

sumber: kisahislami.com
 

Sekilas Tentang Candaan Seorang Ulama

Rehat Sejenak Menengok Gaya Bercanda Sang Ulama

Barangkali dalam pikiran kita, para ulama selalu serius ketika mengajar. Namun tidak demikian, mereka kadang mengisi pelajaran mereka dengan candaan atau guyonan.
Di antara tujuannya supaya para pendengar tidak terlalu tegang. Namun candaan tersebut tentu saja tidak berlebihan layaknya lawakan yang banyak diisi kebohongan dan hanya ingin mengocok perut pendengar.
Berikut di antara guyonan atau candaan seorang ulama yang terkenal cemerlang dalam ilmu fikih, yaitu Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah, ulama dari daerah Unaizah, Qosim, Saudi Arabia.
***
Ingin Poligami
Syaikh rahimahullah pernah ditanya, “Aku adalah seorang yang sudah menikah dan ingin menikah lagi untuk kedua kalinya demi lebih melindungi kehormatan para wanita.”
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah lantas memberikan jawaban menarik : “Sudahlah, beri saja hartamu pada para pemuda yang miskin yang ingin menikah, maka engkau pasti akan mendapatkan pahala dua istri”
Jawaban yang mumtaz (cemerlang)…. Tidak selamanya, solusinya dengan poligami kan? Namun sekali lagi maksud Syaikh bukan berarti beliau melarang poligami. Ditambah lagi melihat konteks kalimat, si penanya ingin melindungi kehormatan para wanita, bukan dirinya sehingga yang beliau sarankan adalah biarkan pemuda miskin saja yang menikah dengan biaya darinya. Wallahu a’lam.
***
Apa yang Dilakukan Setelah Berdo’a?
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya, “Apa yang mesti dilakukan seseorang setelah berdo’a?”
Jawab beliau sambil bercanda, “Yang jelas, turunkan tangan.”
Hmmmmm … Mungkin dalam pikiran kita, beliau akan jawab serius. Namun beliau masih bercanda pula. Tapi itu guyonan yang benar. Karena yang tepat, tidak perlu mengusap wajah atau mengusap badan dari bekas tangan setelah berdo’a. Alasannya, hadits yang menerangkan mengusap wajah setelah berdo’a adalah lemah (dho’if) sehingga tidak bisa jadi pegangan dalam amalan.
***
Mendapati Istri yang Ompong
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah membahas Bab Nikah tentang bahasan aib-aib wanita yang didapati setelah nikah. Seorang tholib yang belajar pada beliau bertanya, “Seandainya aku menikah dan mendapati istriku tidak memiliki gigi (semuanya ompong), apakah aib ini otomatis membuat nikah menjadi faskh (batal)?”
Syaikh rahimahullah malah menjawab (sambil bercanda), “Itu malah wanita yang bagus. Karena ia tidak mungkin menggigitmu.”
Hmmmm…..
Semoga menjadi teladan berharga bagi yang semangat meraih nikmatnya menuntut ilmu dari para ulama.
 

Kenapa Tanganku Diambil?

Penyesalan Yang Terlambat (Ayah.. kembalikan tangan Dita !)


Bismillahir-Rahmanir-Rahim … Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya …
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ….


sumber : kisahislami.com
 

Rokok dan Kehidupan

Berhala Baru Tuhan Sembilan Senti


Perokok jangan berlebih-lebihan, supaya tidak termasuk golongan pemboros bin mubadzir. Selain itu jangan sampai menjadikan berhala baru , Tuhan Sembilan Senti judul puisi Pak Taufik Ismail.

Hanya di Indonesia rokok itu "BERMASYARAKAT" 
Di Kediri beberapa tempat rutin mengadakan tontonan yang disponsori pabrik rokok mulai Diskotik, cafe, dan juga kalangan Kampus tak mau ketinggalan. Misalnya tiap malam minggu di halaman parkir UNP .
Sedikit data dari status  Facebook  Mas Agung Pribadi  :
Penerimaan cukai rokok sekitar Rp 70 triliun pada tahun 2011, dan tahun 2012 ditargetkan naik menjadi Rp 77 triliun. Jumlah itu jauh lebih kecil dari biaya untuk mengatasi akibat buruk asap rokok. Berdasarkan penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, tahun 2005, turunnya produktivitas korban rokok, konsumsi rokok, biaya pengobatan, rawat jalan menimbulkan kerugian makro ekonomi Rp 245,41 triliun. Saat penelitian itu dilaksanakan, cukai rokok Rp 55,9 triliun.

Di Kota Kediri ada pabrik rokok raksasa truk pengangkutnya rata-rata punya ban sepuluh. Setiap hari truk-truknya mengirim rokok ke luar kota. Truk dengan 10 ban memuat rokok setara dengan truk tanki 10 ban yang memuat 16.000 liter bensin. Harga rokok premium sebungkus lebih mahal dari seliter bensin.
Kita tak bisa menghitung dengan pasti sopirnya saja belum tentu tahu jumlah rokok yang diangkutnya.

sumber: kisahislami.com
 

Rumah Unik Suku Wae Rebo (Indonesia)

rumah adat Mbaru Niang
Setiap suku dan adat istiadat pasti memiliki rumah tradisional masing masing nah di sebuah desa  di Flores terdapat sebuah suku bernama Wae Rebo yang memiliki rumah adat terunik se Indonesia.
Suku ini terletak di desa Wae Rebo yang bisa ditempuh 4 jam perjalanan darat dari Ruteng dengan medan berkelok menuju Desa Dintor. Dari Dintor, trek langsung menanjak. Melewati pematang sawah dan jalan setapak dari Sebu sampai Denge. Tak sampai di situ, perjalanan masih berlanjut menuju Sungai Wae Lomba. Barulah setelah sungai itu, Anda akan tiba di Desa Wae Rebo.
Rumah adat Unik
Nah di desa ini kamu akan menemui kehidupan suku Wae Rebo yang masih sangat alami, jika kamu berkunjung ke desa ini maka kamu akan melihat rumah adat suku ini yang sangat unik rumah adat suku Wae Rebo disebut Mbaru Niang. Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik berbetuk kerucut dan memiliki 5 lantai setiap lantainya memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda beda.
rumah adat
Pada lantai pertama rumah ini yang disebut lutur atau tenda akan di gunakan oleh sipemilik rumah untuk melakukan aktifitas sehari hari. Lantai kedua yang disebut lobo, adalah tempat menyimpan bahan makanan atau barang. Latai ketiga yang disebut lentar, adalah tempat menyimpan benih tanaman untuk bercocok tanam. Lantai empat, disebut lempa rae, adalah tempat menyimpan stok cadangan makanan yang berguna saat hasil panen kurang banyak. Sedangkan pada lantai kelima yang terdapat di puncak rumah digunakan untuk menyimpan aneka sesajian si pemilik rumah.
Rumah adat Mbaru Niang ini jika dilihat sekilas maka akan mirip seperti rumah adat rumah adat suku Dani di Papua-red). Namun, bentuk kerucut di Mbaru Niang lebih mendominasi bangunan dengan atap yang hampir menyentuh tanah. Aatap yang digunakan rumah adat Mbaru Niang ini mengunakan daun lontar.
Jika kamu mengunjungi rumah adat ini maka si pemiliki rumah tidak akan ragu untuk mengajak kamu masuk kedalam rumah nya untuk melihat lihat keunikan rumah suku mereka.



sumber: http://palingseru.com
 

Flv Converter Portable

Mengconvert Video FLV ke sesukanya


Salam jumpa dan salam pengetahuan (sedikit bahasa yang lebih dewasa) hihihihi..... tetap semangat menulis agan-aganwati semua.
Sekarang ni  akukasihtahu sampeyan semua, yang lagi pada ribut, yang lagi pada galau semua...kenapa video dari youtube kagak bisa diplay di HP ya...... hahahahahah nih takkasih solusi

Flv Converter Portable nama aplikasinya gan. Ini emang portable (jadi dikit doang memory-nya gan). Tinggal ekstrak trus double klik langsung jalan, sepuasnya pokoknya gan. Mau 3gp bisa, MP4 bisa, Mpeg bisa, apalagi avi masih bisa gan...
Langsung KLIK SAJA gan..... SEDOTTTTTTTT sampe KEMPOT

mohon coment gan, terserah dah
 

Mengatasi Eror Canon Pixma (MP-250 serires)


 Mengatasi semua Eror Canon MP-258

Salam jumpa lagi saudara-saudara....
disini ane mau kasih bagi-bagi buat agan2 semua. tapi gan ni ane kopas dari blog lain ekohassan.blogspot.com (makasih ye bang eko)......
Gini kurang lebih postingannya......

Kode Error Canon MP258 dan Cara Mengatasinya : 
  1. yg menggunakan huruf depan P, misal P07 
  2.  yg menggunakan huruf depan E, misal E05 


Kode Error P Canon MP258 :
P02 (Carriage error)
Solusi : 
  • Pastikan tidak ada benda asing yg nyangkut di roll printer. 
  • Bersihkan dan cek encodernya, mungkin kena cipratan tinta.

P03 (Line feed error)
Penyebab : Timing Disk kotor / rusak.
Solusi : 
  • Cek timing disk sensor di sebelah kiri printer 
  • Cek dan bersihkan boardnya.
P05 (ASF sensor error)
Penyebab : sensor pendeteksi kertas Canon MP258 Error.
Solusi :
Coba ganti salah satu spare part berikut ini :
• ASF / PE sensor unit.
• Motor .
• Board Printer Canon MP258.

P06 (Internal temperature error):
Penyebab : panas yg berlebihan di dalam printer Canon MP258.
Solusi : 
  • Bersihkan bagian dalam printer MP258. 
  • ganti Board Printer MP258

P07 (Ink absorber full):
Penyebab : Ink Counter Full / Penuh, Printer Canon MP258 minta di reset pakai Software.
Solusi : Reset Printer Canon MP258 dengan menggunakan software

P08 (Print head temperature rise error):
Penyebab : Head terlalu panas, melebihi ambang batas, biasanya Catridge warnanya
Solusi :
Coba ganti catrid warna Printer Canon MP258.

P09 (EEPROM error)
Penyebab : EEPROM board Canon MP258 mengalami Corrupt atau rusak.
Solusi : 
  • ganti Board Printer Canon MP258.

P10 (Logic Board / Carriage Unit / Kedua Catridge Rusak)
Penyebab : Catridge dibiarkan kosong dan dipakai untuk mencetak terus. akibatnya panas dan terjadi kerusakan di salah satu komponen berikut : Logic Board / Carriage Unit / Kedua Catridge.
Solusi : Ganti Salah satu komponen diatas urutkan dari yg paling mudah dan murah. Baca selengkapnya
DI SINI

P15 (USB VBUS over current) 

Penyebab : Printer kelebihan arus dari kabel USB Printer Canon MP258. 
Solusi : 
  • Coba Ganti Kabel USB Printer Canon MP258.  
  •  Jika masih rusak, ganti Board Printer Canon MP258.
P20 (Other hardware error) 
Penyebab : kerusakan hardware lainnya 
Solusi : ganti Board Printer Canon MP258.

P22 (Scanner error)
Penyebab : scanner tidak berfungsi
Solusi :
  •  Ganti scanner Printer Canon MP258. 
  • Ganti Board Printer Canon MP258.
Kode Error E canon MP258 :

E04 : Catridge canon MP258 tidak terpasang dengan baik.
Solusi : Ambil catridge, trus pasang lagi

E05 : Catridge canon MP258 tidak terpasang dengan baik atau salah satu catrid ada yg rusak
Solusi : 
  • Ambil catridge, trus pasang lagi  
  •  Ganti catridge jika ada yg rusak
E14 dan E15 : Catridge canon MP258 tidak terpasang dengan baik. 
Solusi : Ambil catridge, trus pasang lagi

E13 dan E16:
Ink has run out / catridge minta di reset.
 
Solusi : 
Tekan tombol STOP / Reset selama 5 - 15 detik tunggu sampai led display berproses.